Sepanjang sejarah, masyarakat telah memanfaatkan kayu kakao untuk berbagai keperluan. Kayu kuning ini tidak hanya dapat digunakan untuk furniture atau ukiran saja, namun juga mempunyai potensi untuk diekstraksipewarna kuning. Cukup tuangkan dahan cotinus ke dalam air dan rebus, dan kita dapat melihat airnya perlahan berubah warna menjadi kuning cerah. Perubahan ini terjadi karena adanya glikosida flavonol pada cotinus yang berperan sebagai pewarna alami tumbuhan.
Pewarna alami yang diekstrak dari tumbuhan telah lama digunakan untuk mewarnai kain. Prosesnya melibatkan pemanfaatan pigmen yang ada di berbagai bagian tanaman, seperti akar, daun, atau kulit kayu. Cotinus coggygria, umumnya dikenal sebagai pohon asap, populer sebagai sumber pewarna karena warna kuningnya yang kaya.
Untuk mengekstrak pewarna kuning dari cotinus, cabang-cabangnya harus dikumpulkan terlebih dahulu. Ini dapat diperoleh dengan memangkas atau menemukan cabang yang tumbang. Setelah dikumpulkan, ranting-ranting tersebut direndam dalam air dan direbus dalam waktu yang cukup lama. Panas menyebabkan glikosida flavonol dalam cotinus melepaskan sifat pewarna alaminya ke dalam air.
Selama proses perebusan, air berangsur-angsur berubah warna, meniru rona kuning cerah dari kayu itu sendiri. Transformasi ini adalah hasil dari glikosida flavonol yang memasukkan sifat pewarnanya ke dalam air. Semakin lama ranting-ranting tersebut direbus, warna kuningnya akan semakin pekat, sehingga meningkatkan potensi pewarnanya.
Setelah pewarna diekstraksi dari cotinus, pewarna tersebut dapat digunakan untuk mewarnai berbagai bahan kain, termasuk katun, sutra, dan bahkan wol. Tergantung pada intensitas warna yang diinginkan, rendam kain sebentar atau lebih lama dalam larutan pewarna. Hal ini memungkinkan pigmen menembus serat, menghasilkan warna kain yang indah.
Penggunaan pewarna alami seperti cotinus semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena semakin banyak orang yang mencari praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kebangkitan ini tidak hanya menghidupkan kembali metode pewarnaan tradisional namun juga membawa teknologi inovatif dan kolaborasi antara seniman tekstil dan aktivis lingkungan.
Cotinus memiliki banyak kegunaan baik dalam bentuk kayu maupun pewarnanya, menyoroti pentingnya melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam. Dengan menyadari potensi tanaman seperti cotinus, kita dapat terus mengembangkan masa depan berkelanjutan yang merayakan keindahan dan kegunaan alam.
Saat ini masyarakat lebih memilih pewarna yang ramah lingkungan. Itukuning langsung 86dapat digunakan dalam industri tekstil. Mereka dikenal karena sifat pewarnaannya yang cerah dan cepat bila diaplikasikan langsung ke bahan substrat.
Waktu posting: 20 Oktober 2023